Manajemen iri.



Duhai yang nyasar ke Blog gue. siapapun elo, apapun gender elo, atau dari jenis tumbuh-tumbuhan pelanet mana elo berasal. sini geser-geser deket om Ady, om Ady mau cerita dikit. tapi, sebelum cerita, gue mau nanya sesuatu. .

ehm..

pernahkah kalian merasa iri?
ya.. iri..

suatu perasaan yang bergejolak didalam dada yang entah datang dan berasal darimana. perasaan yang berkecamuk didada ketika kita melihat sesuatu kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. baik itu temen, tetangga, bahkan sodara. suatu kelebihan yang mereka miliki tapi kita tidak. pernahkah kalian merasa seperti itu?

biasanya perasaan iri timbul berupa pertanyaan-pertanyaan sederhana yang tidak perlu memiliki jawaban. seperti, “ih dia kok pacarnya cakep bener, gue kok enggak?” , “dia nabung bentar eh tau-tau bulan depan dia udah punya ipad, gue kerja berbulan-bulan jangankan Ipad, pulsa bb yang fullservice aja gue kagak bisa kebeli”.  I know, setiap orang pasti punya perasaan seperti ini, ditutupi ataupun tidak, perasaan iri itu sebenarnya manusiawi dan lumrah, asal tidak berlebihan yang bisa merusak diri sendiri, atau bahkan orang lain. yap, gue juga punya rasa iri yang sama. rasa ingin punya kelebihan yang sama dengan yang dimiliki oleh orang lain.

orang yang iri, terutama yang berlebihan. bisa merusak diri sendiri. rasa iri membuat orang seperti membangun dinding yang tinggi agar dia tidak bisa digapai oleh orang lain, tanpa dia sadari dia terkurung didalamnya. ingin minta tolong tapi malu. rasa iri membuat orang terlalu sering melihat orang lain tanpa pernah melihat potensi yang dia miliki sendiri didalam dirinya. tanpa disadari rasa iri membuat orang tidak sadar bahwa dirinya memiliki sesuatu yang lebih untuk di eksplor karena dia terlalu sibuk melihat orang lain.
rasa iri sangat berbahaya.

awalnya gue juga adalah seseorang yang memiliki rasa iri yang sangat besar dan tak terkendali. rasa iri membuat gue berpikir bahwa gue harus menjadi seseorang yang lebih dari orang lain. tanpa gue sadar, gue kehilangan banyak waktu untuk menggali potensi diri gue sendiri.
tapi seiring berjalannya waktu, gue sadar, gue harus mengendalikan rasa iri yang gue punya. caranya..? gue menamakannya  “MANAJEMEN IRI” .

apa itu “MANAJEMEN IRI” ?

“MANAJEMEN IRI” adalah suatu cara mengatur rasa iri yang kita punya, memimpin, mengelola, mengorganisasi, dan merubah rasa iri menjadi sesuatu  rasa yang dapat memacu diri kita untuk menggali potensi lebih dari yang ada didalam diri kita.

how can?

berikut adalah cara gue (inget ya cara gue, jadi ya suka-suka gue..??!! *dilemparin kacang*)  untuk Manajemen iri yang gue punya. yak sebagai berikut :

1.    menghindari Iri yang remeh-remah

kadang kita iri dengan cowok-cowok gahul bin luar binasa yang datang kekampus naik mobil mewah, atau dikelas. yang lain ngerjain laporan pake komputer butut kampus,dia ngeluarin iPad atau kita lagi di emol ngeliatin game-game bajakan sambil nyerutup teh 2ribuan,  dia petantang petenteng bareng cewek seksoi geboi gigi dipagari paha kemana-mana. hey dude! jangan iri dengan hal remeh seperti itu maann !!  irilah dengan sesuatu yang jarang orang miliki, kalo cuma mobil mewah, cewek seksoi, dll itu bisa kita dapetin asal kita punya duit. dan hal seperti itu tidak layak untuk kita iri kan.
jadi hal jarang seperti apa yang patut kita iri kan?
irilah dengan orang-orang yang punya duit pas-pasan tapi berusaha bekerja keras agar bisa kuliah. irilah dengan kakek dan nenek yang renta, meskipun mereka lemah, mereka selalu bergandengan tangan penuh cinta. irilah pada mereka yang SPPnya nunggak tapi IPKnya bagus.
pesan pertama dalam manajemen iri adalah, irilah pada sesuatu yang tidak semua orang bisa mendapatkannya meski dengan uang milyaran sekalipun.. apa itu? kebahagiaan dalam keterbatasan

2.    jadikan rasa iri sebagai cambuk

rasa iri muncul sebagai jawaban dari keingin kita untuk menjadi minimal sama dengan orang  tersebut. setelah mengikuti poin pertama, bagaimana memanajemenkan diri kita untuk memilih iri mana yang baik dan benar. kita harus berusaha bagaimana caranya kita juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan kelebihan orang itu.
 tapi yang perlu diingat, kita bisa dan boleh memiliki kelebihan yang sama dengan orang lain dengan catatan  tidak boleh  sampai mengurangi yang orang lain miliki, misal, melihat temen punya iphone baru, terus iphonenya kita colong untuk kita. atau temen punya pacar cakep, kita berbuat segala hal bagaimana caranya agar dia putus dan pacarnya buat elo. nah itu salah besar. dan yang bener adalah misal punya pacar cakep, kita berusaha menaikan nilai diri kita (dari meningkatkan kegantengan, melangsingkan diri dll) agar kita bisa punya kesempatan untuk punya pacar seperti orang tersebut, tanpa mengurangi hak-hak si orang yang kita iri kan.
jadikanlah rasa iri itu menjadi cambuk bagi diri kita untuk menggali apa-apa yang belum tergali dari dalam diri kita. dan nantinya akan menjadikan modal kita untuk mendapatkan hal yang sama dengan orang yang kita iri kan.

3.    pahami batas diri
 

ada banyak hal yang kita inginkan, tapi, tidak mungkin kita miliki. hal itu karena setiap manusia memang diciptakan berbeda-beda dengan batasan kelemahan dan kelebihan diri sendiri. kita patut sadar, bahwa ada banyak hal yang tidak mungkin kita dapatkan karena kita sendiri memiliki batasan kemampuan.

kita mungkin berpikir, bahwa kita dan orang yang kita iri kan memiliki hal yang sama, kita sama-sama makan nasi, kita sama-sam punya dua tangan, dua kaki, dan segala hal yang sama. tapi kenapa dia mendapatkan hal yang lebih sedangkan kita tidak?  kenapa gue ga bisa sedangkan dia dengan mudahnya mendapatkan hal yang dia inginkan ? kita harus sadar. mungkin ada didalam diri kita yang membatasi diri kita untuk mendapatkan hal yang kita inginkan, apa saja itu? bisa faktor lingkungan, bisa memang karena nasib, bisa karena memang rezeki kita bukan disana tempatnya, atau bahkan, egoisme didalam diri kita yang harus dibenahi karena rasa egoislah yang selama ini membatasi kita.

you maybe get the world in one day, but you must know the limit .

4.    bersyukur

seperti plankton dilautan, rasa iri itu berkembang pesat hari demi hari, berkoloni, ribuan, dan hingga saatnya tiba. rasa Iri akan menjadi sangat liar dan tak terkendali. bagaimana bisa itu terjadi? sekarang lihatlah cermin, dan katakan kepada bayangan dirimu didalam cermin tersebut. “hai teman.. kamu terlalu sering melihat orang lain tanpa pernah melihat dirimu sendiri”. ya. kita kadang terlalu sibuk melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain tanpa kita sadari, oh man. gue punya banyak hal didalam diri ini yang belum dan terlewat untuk kita syukuri.

kita mungkin iri dengan orang-orang yang sekarang sedang berdiri diatas kita. tapi looking down..! banyak juga orang yang sebenarnya sekarang iri dengan banyak hal yang kamu punya. keluarga, pacar, motor butut, prestasi. yang sebenarnya kita miliki tapi tak pernah kita syukuri keberadaan.
kita kadang iri dengan orang yang kekampus dan IPKnya bisa empat koma. sedangkan lihatlah kebawah. banyak yang iri dengan elo. banyak yang ingin punya kesempatan berkuliah kayak elo tapi ga punya kesempatan karena ga punya duit.

bersyukurlah dengan apa yang kita punya, karena kita tak pernah tau sampai kapan apa-apa yang belum kita syukuri ini akan tetap  melekat dalam diri kita.

iri memang manusiawi, gue juga. kadang gue iri dengan banyak hal yang bisa dilakukan orang didunia ini sedangkan gue enggak bisa. tapi dengan manajemen iri yang gue punya ini, gue merasa. ahh buat apa iri, apa lagi iri yang remeh. . rasa iri akan membuat gue lebih menyala dalam berkarya. namun jika jauh dari ekspektasi, gue selalu berpikir gini. ini limit yang gue punya. untuk itu, gue harus bersyukur dengan apa yang punya.

see you next

5 Comments

Dikomen boleh. dipipisin yang jangan