oke deh. selamat menikmati.. ^^
***
Satu hari setelah putus
“pagi…”
suara lirih bernada rendah keluar dari sela-sela bibir
Naira. terlemas, bangun perlahan dari tempat tidurnya yang empuk. dari balik
baby dollnya pink dengan motif bunga-bunga kecil, sebuah hati baru saja pecah berkeping-keping
menjadi beberapa bagian yang sudah tak mungkin bisa disatukan lagi.
dua kaki pendeknya turun dari spring bed, tanpa melihat,
kakinya menyusuri serakan tisu-tisu bekas yang dibuang-buang untuk menghentikan
genangan air matanya 5 jam yang lalu untuk mencari slop lembut hello kitty
kesayangannya. setelah telapak dan slop bertemu, Naira beranjak dari tempat
tidur, menuju meja rias tempatnya selama ini bersolek 2 jam sebelum berangkat
kuliah. dihadapannya, sebuah cermin, tidak terlalu besar, namun sudah lebih
cukup untuk merefleksikan bayangan rambut hingga kancing paling bawah bajunya.
Naira mencondongkan badannya mendekat ke cermin. memegang
pipinya yang chubbi. rambut panjangnya berantakan. wajahnya kusut tak bercahaya
namun dia masih cantik, lingkar hitam matanya seolah bercerita tentang kejadian
memilukan, yang baru saja dia alami. semalam.
“aku mau kita selesai saat ini juga”
Petir jutaan volt menyambar hati gadis 21 tahun ini, di
sebuah café kecil sepi pengunjung, dari semua kursi yang kosong, hanya ada 2
meja terisi, 1 meja yang digunakan rombongan yang terdiri atas 4 orang muda-mudi,
dan satu lagi diisi Naira, posisinya
berada di pojok, diterawang oleh satu lampu kuning yang sedikit redup, dan dia
malam itu tidak sendiri, dia bersama Endru, pria yang menghantarkan petir itu
dengan teganya.
“segini doang perjuangan kamu? kamu lebih milih cewek
ningrat pilihan ibu kamu ketimbang 5 tahun hubungan kita?” kata Naira, setengah
kecewa.
“bukan cuma itu.. kita emang udah nggak cocok, kita sering
bertengkar, kita seperti dua orang yang berbeda yang tiap ketemu selalu
bersinggungan ! kamu nggak pernah bisa ngerti keadaan, kamu egois!”
“aku egois? hei! kamu yang terlalu pengecut! nggak bisa
diandelin! kalo kamu emang cowok seharusnya bisa mempertahankan hubungan kita!”
“iya.. ! dengerin aku dulu, aku ingin kita putus, baik-baik”
“putus baik-baik? kalo kita sama-sama baik-baik, seharusnya
hubungan kita tetap baik-baik, nggak luluh lantak gini!”
Setengah bangkit dari tempat duduknya, Dua tangan Endru
bertumpu dari meja. “Nai.. aku cinta kamu tapi keadaan yang memak….”
Setengah gelas orange juice memercah membasahi sebagian
wajah Endru dan dadanya, kemeja putihnya berubah setengah kuning, dengan
pulpy-pulpy yang meluncur pelan membasahi kerahnya. Dingin dan begitu lengket.
Rasa puas setengah sakit terpancar sekilas di wajah Naira,
gelas dia kembalikan lagi ke meja terhentak agak keras. mengagetkan semua orang
yang berada didalam café tersebut. 4 muda-mudi yang tadi duduk berseberangan
dengan meja mereka. berikut juga beberapa pelayan yang asyik duduk-duduk
didekat meja kasir.
“kenapa kamu nyiram aku Nai !”
“kenapa tanya aku! tanya ke rasa takut mu sendiri !”
Naira berbalik, air matanya turun deras tak terbendung.
meninggalkan Endru beserta rasa malunya, berjalan cepat keluar, menemukan
taksi, lalu berjalan pulang. Naira menangis sejadi-jadinya.
sebuah malam yang berat. baru saja dia alami.
Puas memandangi wajahnya yang sembab. Naira berbalik dari
cermin mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kamar. berantakan katanya dalam hati, ingatannya kembali ke malam kemarin,
cewek virgo ini seperti kehilangan kendali diri. tangisnya meledak-ledak, tanpa
menghapus make upnya, dia membenamkan wajahnya ke guling, berharap dia bisa
menangis sejadi-jadinya, guling yang menyumpal setengah mulut itu bisa meredam
suara pilunya. cardigan yang dia kenakan dilempar begitu saja, menyambar
alat-alat kosmetik di meja rias yang awalnya tertata rapi hingga berantakan.
heels yang menempel di kakinya yang satu jatuh ke dasar lantai tak karuan,
sedangkan yang satunya setengah menjuntai.
jam digital berkedap-kedip didepan matanya sekarang, 08:57 AM
waktu menunjukan. dengan mata tak fokus, Naira menunduk pelan, mencoba melihat
sekilas benda apa yang dari tadi menyentuh kakinya yang memberikan efek sedikit
geli, tepat didekat dia berdiri sekarang. sebuah boneka Teddy bear, coklat,
ukuran agak besar, cukup nyaman untuk dipeluk. dengan wajah polos, tatapan
kosong, perutnya sudah terkoyak, ¼ dakronnya keluar terkulai, dengan sebuah
gunting bertangkai hitam tertancap disela-selanya.
Boneka itu sebenarnya adalah pemberian Endru kepada Naira
sebagai hadiah ulang tahun hubungan mereka yang ke empat, boneka itu biasa
ditaruh diantara dua bantal tempat tidur. malam itu, rasa sakit Naira malam itu
terakumulasi di gunting yang dia ambil dari meja rias yang berantakan tadi,
lalu dia tusuk-tusukan. jahat-banget kamu
Dru.. jahat banget teriaknya lirih, air matanya mengalir. setelah semua terlampiaskan, Naira melempar
Boneka cacat itu ke meja rias, dan terkulai di lantai, seperti yang dia lihat
sekarang.
Naira berjalan pelan menuju jendela yang masih tertutup
tirai cream, warna yang senada dengan cat putih kamarnya. langkahnya hati-hati, takut terinjak serakan
barang-barang yang semalam dia lempar liar kesegala arah, berlembar-lembar tisu
beserta kotaknya, robekan fotonya bersama Endru ketika mereka di Bali, dan
sisa-sisa dakron teddy bear yang lepas dari tempat seharusnya (perut teddy).
tirai dibukanya sedikit dan pelan, seketika itu pula cahaya matahari pagi
menyeruak masuk sedikit menyilaukan mata, hangat, jika dilihat dari pintu masuk
kamar, seolah Nai membentuk siluet hitam dilatari tirai cream menyala.
Cahaya matahari mencumbu tak sopan, hangatnya menerbangkan
Naira kembali kepada kenangan cintanya dulu. saat Endru pertama kali menyatakan
cintanya di hutan kampus saat mereka hanya berdua, ucapan selamat pagi yang
selalu datang mengawali harinya, kenangan ketika mereka berteduh bersama saat
hujan turun menghentikan lari mereka menuju kelas, hingga ketika bibir mereka saling bertemu malam
valentine tahun lalu. semua indah itu menahan napas Naira sesaat, dadanya sesak,
hembusannya menjadi berat, tak kuasa, Air matanya kembali mengalir perlahan.
Mungkin inilah jalan
seharusnya, kita memang harus mengawali cinta dengan tawa dan mengakhirinya
dengan air mata, shit happen, cinta emang selalu pergi ngajak air mata.
deru Naira dalam hati. entah siapa yang harus di kambing hitamkan. Endru yang
ingin membahagiakan orang tuanya dengan bertunangan dengan wanita pilihan
ibundanya. atau rasa cinta yang menjadi balon, semakin besar dan menerbangkan
keangkasa, dan ketika balon itu pecah, siapapun bisa terhempas ke tanah?
Ringtone Handphone bergetar dan bersuara sayup diantara
guling dan dan bantal, Nai tau siapa yang lancang menelponnya pagi-pagi tanpa
harus memastikannya lebih dulu. itu pasti
dari Endru .. siapa lagi? Naira lebih memilih untuk tidak mengacuhkannya.
rasa takutnya untuk kembali luluh meyakinkannya perlahan. ya sudah… aku tau semua ini harus berakhir seperti ini, dan tetaplah
seperti ini.
satu hari setelah putus memang selalu berat. seperti
berbalik tiba-tiba saat sedang melaju dalam kecepatan sangat tinggi, ada yang
berhasil, namun lebih banyak yang terjungkal. membiasakan diri menjadi
seseorang yang tunggal sendiri setelah sekian lama bersama-sama itu tidak
mudah. hal ini lah yang terbaca dari tetesan-tetesan air sedihnya. mencintai
dalam waktu yang sangat lama, lalu memaksa hati untuk membenci. itu sangat
tidak mudah.
Dear, matahari pagi ini memang hangat, tapi tak pernah bisa
sehangat saat jaketmu menempel di pundakku saat hujan deras bulan lalu, tak
akan pernah sehangat pundakmu saat aku bermanja-manja.
“hati yang aku
pinjamin kekamu kenapa kamu patahin sih Ndru..” lirih kecil Nai sambil
menatap pagi dari balik jendela.
kisah kita memang berakhir, tapi cinta aku tidak.
satu hari setelah putus, adalah hari paling tidak
menyenangkan sedunia.
Adyyy, aku lebih suka kamu nulis gini daripada nulis komedi. Hehe. Selera kali ya :P
BalasHapusBikin panjang aja, Dy. Trus coba bikin pake point of viewnya cowok, kan jarang2. Trus semangat nulis ya :D
As for this one, udah bagus tp hati hati sama typo, soalnya biar tulisa bagus kalo ada typo orang suka malas baca. Hehe. Fighting!
lebih bagus daripada ftv hehe
BalasHapuscoba romance comedy kapan-kapan Dy.
Nice story....
BalasHapusCoba lebih di buat panjang..
I would love to read it
Jd pengen buat cerita juga :)