Pada suatu pagi yang syahdu, diteras rumah ku termanggu, terlihat seperti orang yang sedang menunggu, Aku lagi duduk-duduk sambil minum teh pake madu, sambil nyetel lagu, dari mp3 harga lima puluh ribu, dari seorang penyanyi yang suaranya merdu. . tak sadar mulutku ikut terdudu didam tedadam dududu~~~
kuambil cermin dari saku kiri, kulihat wajahku yang cetar membahana tak tertandingi.. “Lee min hoo? is that you?” decakku dalam hati, caci maki tetangga mengiringi, tak rela artis koreanya dimirip-miripin sama ikan tenggiri, aku yakin mereka cuma iri, kulanjut melihat cermin untuk mengagumi, wajahku yang tidak jauh beda ama artis ditipi-tipi. hingga aku menyadari, benar apa yang mereka caci, wajahku memang mirip ikan tenggiri, lebih tepatnya mayat ikan tenggiri.
Kulihat rambutku yang tak lagi manusiawi. bentuknya sudah menjuntai tak lagi rapi, jauh dari ekspektasi, rambut gondrong menjutai seperti Sandra Dewi, malah lebih mirip bulu ketek lelaki, ditambah muka yang emang mirip boneka babi, kegantengan ini ini jadi agak terkurangi. kupikir ini ironi, pria rupawan seperti ini, harus punya rambut menjuntai dan bau terasi.
Semua ini harus ku akhiri. kataku dalam hati.
Aku beranjak menuju balkon, kuambil kunci motor diatas meja dekat vas bunga gambar melon, ku matikan lampu neon, agar tidak mengundang para laron. ku ambil BB dan jaringannya ku seting ON, penuh BM masuk berbondong bondong, isinya cuma “Invite temen w ya dong”, beserta BBM debt collector isinya “nang ndi kon”. aku pun brodekes “ test kontak” kayak berondong-berondong, aku malah di delcont. Eh rambut udah memanggil-manggil manja “ayo dong move on”. yok mari kita ke salon.
Menemukan Bencong yang pas dengan kepala kita itu sama sukarnya dengan mencari jarum ditumpukan Jerami.
begitulah yang kualami.
Sambil naik motor kuselama ini, angin berhembus membawaku merenungi, beratus-ratus pemangkasan rambut bersama beragam bencong kujalani, tapi, sampai sekarang tidak ada yang cocok di hati, lebih-lebih pada rambut ini.
Pikiran ku kembali ke suatu saat, Suatu hari di bulan ke empat, secara random aku pergi ke bencong salon dekat Bakso Pak Somad, Pedagang jujur asal raja ampat, beli tiga dapat empat, baik hati dunia akhirat. Standar motor lansung mendarat, aku berharap tidak salah alamat, seperti Ayu ting ting dan cintanya yang tersemat.
saat itu aku ingin potong rambut gaya mohak, pinggirnya tipis atasnya menyeruak, 11 12 ama semak-semak, apa daya sama bencong salon rambutku langsung disikat dan dipotong banyak. ingin hati punya rambut gaul ala mohak, jatohnya malah jadi kayak kambing habis berkembang biak, membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.
kali ini tak ingin salah kembali, aku sudah lemah untuk terus menguras hati, kali ini, ku pilih bencong salon dekat warungnya Pak Ali, orangnya lucu dan baik hati, jualannya tahu petis dan tahu isi, beli tujuh dapat satu lagi. kuyakinkan diri untuk memilih bencong yang ini. semoga tidak keliru lagi.
Apa daya punya kepala bentuknya persegi, setelah satu jam duduk sendiri, beserta becong terpilih bekerja memangkas yang kanan dan kiri, terbayang rambut teman sekampus tadi pagi, rambutnya jadi keren sekali, awalnya mirip Tukul arwana sekarang jadi mirip El Sharaawy, sungguh membuat iri. katanya kemaren dia potong disini, aku pun mengikuti. semoga aja mujur rambut berubah keren dan langsung dapat cewek seksoi Banyuwangi. idaman semua lelaki.
Setelah kemudian aku lalu berdiri, sesaat ketika bencong salon memasukan gunting dalam saku untuk mengakhiri. aku hanya terdiam untuk meratapi, ketampanan ku yang dulunya tidak pernah ada kini makin Sirna.
Ekspektasi punya Rambut mirip El Sharaawy :
malah jadi kayak gini :
Tamat.
pindah ng salon benconge sebelah warung rujak mbok yem ae.
BalasHapusSumpah gue suka alur ceritanya yang mengukir rima spt para rapper.. Mantabh!!
BalasHapus