Sering gue melihat kasus yang seperti ini : Ketika, pasangan kita dengan tiba-tiba, atau dengan sebuah proses yang sederhana, pada suatu saat, dia merindukan mantan kekasihnya. Tiba-tiba ingin merasakan kebahagiaan yang dia peroleh saat dia masih bersama dengan mantan kekasihnya dimana kebahagiaan itu tidak bisa dia dapat bersama lo –pacarnya saat ini- dari proses itu mulai ada tingkah seperti “membanding-bandingkan” antara lo, dan kekasihnya yang dulu.
"mantan lagi apa ya.."
Misal, lo disuruh ngangkat galon ama nyokapnya pacar lo, dan ternyata lo ga kuat. Sang pacar akan mulai berkomentar : “si Anton dulu kuat loh ngangkat galon ini pake giginya. Masa kamu enggak”.. atau another case, Misal, lo diminta ama pacar lo buat jemput, dan lo Cuma pake motor butut. Sang pacar akan mulai berkomentar : “hmm.. aku jadi keinget Rangga, dia juga suka jemput aku, pake bajaj pribadinya..”
Ketika proses “membanding-bandingkan” ini mulai terkuak dan mulai intensif, tak ayal beberapa minggu atau bulan kedepan. Sebagian besar yang mengalami hal ini, akan menatap akhir dari hubungan mereka.
Masalahnya, 98% persen pasangan jika ditanya blak-blakan “kamu masih kangen ya sama mantan kamu” bakalan ga ngaku, atau bahkan sewot. Dan sebagian besar dari kita gue yakin, ga ada yang enak dari dibanding-bandingkan ama mantannya pacar. Terutama komparasi antara kejelekan kita, dengan kelebihan punya mantannya dulu.
Tentunya kita harus mencegah supaya hal ini ga terjadi beneran. How? Pertama kita harus mendeteksi apakah benar si pacar memang lagi kangen ama mantannya dan kenapa itu bisa terjadi? Semua bisa dideteksi dengan pendekatan Fraud Triangle
Apa itu Fraud? Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain. Dalam Statements on Auditing Standards (SAS) no. 99 Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit, diperkenalkan suatu teori yang dikenal sebagai Fraud Triangle yang terdiri dari tiga kondisi yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi yaitu incentive/pressure, opportunity, dan attitude/rationalization.
*perlahan keluar buih dari mulut*
Intinya, menurut gue. Kangen mantan diam-diam yang akhirnya merubah prilakunya sehingga merusak hubungan layaknya virus, adalah sebuah tindakan Fraud. Untuk bisa mencegahnya, kita harus tau apa yang mendorong ini semua terjadi.
Dalam Fraud Triangle, ada 3 dorongan utama yang membuat seseorang melakukan moral hazard (tindakan merugikan) dilihat dari sisi pressure, opportunity, dan rationaliztion, maribas. Mari kita bahas. Cekidot :
Puyeng kan lo, sama..
1. Pressure
Pressure/tekanan, fungsi pacar nomor 1 adalah supplier perhatian dan kasih sayang kepada pasangannya, ketika fungsi ini tidak bisa kita jalankan dengan baik dan benar, maka pacar akan dehidrasi kasih sayang. Tekanan seperti inilah yang akhirnya mendorong pacar kamu untuk menemukan kasih sayang lain diluar dari kamu, misal, yang sederhana dia akan jalan ama teman-temannya. Atau yang parah, dia akan selingkuh. Namun ketika rasa sayangnya ke kamu lebih besar dari keberaniannya untuk berselingkuh, pasangan akan cenderung bertahan pada situasi yang menurut dia pressure ini. Kemudian dia pikirannya akan mulai mengeksplor kasih sayang/ kebahagiaan yang pernah dia dapat dimasa lalu dan masih dia simpan dalam pikirannya. Salah satunya, dengan mengenang mantan.
2. Opportunity
Kadang, pacar melihat sebuah kesempatan yang terbuka lebar saat kita memilih jarak yang cukup senggang dengannya karena kita jarang komunikasi, momen ini bisa dijadiin pacar untuk mengenang mantannya. Ketika lo melakukan sebuah kesalahan. Atau kerjaan lo ga sesuai dengan ekspektasi dia. Pacar akan melihat ini sebagai kesempatan untuk dia membanding-bandingkan dengan sesuatu yang menurut dia lebih baik. Biasanya dibandingkan ama mantannya. Maksudnya kadang baik, ingin melecut kita agar kita bisa setidaknya bisa melakukan dengan baik sebaik pacarnya dulu. Tapi seringnya kita salah kaprah.
3. Rationaliztion
Mau terima atau tidak, kangen sama mantan itu sebenarnya hal yang “lumrah”. Dan secara harfiah, kangen mantan sejatinya tidak merugikan secara eksplisit. Alasan ini lah yang menjadi seorang dalam “membenarkan” tindakannya tersebut, tindakan kangen mantan. Menurut pelakunya, kangen mantan itu hak semua orang. Kalo dipikir iya juga sih. Bener. Tapi.. kangen mantan jangan sampai kebawa-bawa pada hubungan, dan ga usah didramatisir. Apalagi “membanding-bandingkan” dengan kecendrungan yang sering.
Nah udah pada ngerti kan kenapa orang bisa kangen sama mantannya. Nah, bagaimana cara mencegahnya?
Pada dasarnya, kangen mantan adalah bukan hal yang merugikan. Hanya saja. Ketika kita udah masuk ke level “membanding-bandingkan” tentunya ini bakalan bikin nyesek buat kita sebagai pacar. Setelah tau sektor mana yang menjadi kecendrungan, kita sebenarnya sudah tau dari titik mana kita harus mulai untuk setidaknya meminimalisir prilaku kangen mantan ini ga merusak hubungan kita.
Kalo masih ngebanding-bandingin juga, udah putusin aja.. #jomblonyaritemen #biarin
Intinya gini, tatap mata pacar kamu, dan bilang ini pelan-pelan, bisikan ke telinganya “Sayang, mungkin kamu punya masa lalu yang indah bersama kekasihmu terdahulu, tapi kita punya masa depan yang indah, yang masih kita rajut bersama, di tangan kamu, di tangan aku. Pacarmu yg sekarang, masa depanmu..”
Okelah, Bye! :)
See U next !!
(gambar nyomot di google)
salut ane dy. :D
BalasHapusente bisa membahasakan mata kuliah fraud ke dunia percintaan wkwkwkwk